Setelah memahami berbagai jenis konflik, dapatlah
diurai sumber-sumber konflik atau apa yang menyebabkan terjadinya konflik.
Sumber konflik dalam organisasi dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu
(intrapersonal conflict), Konflik antarindividu (Interpersonal conflict),
Konflik antarkelompok (Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu
dengan kelompok.
Intrapersonal
Conflict
1. Konflik ini bisa berasal dari dalam diri.
Menurut Luthan (2002 : 400), penyebab dari dalam bisa bersumber dari
sifat-sifat atau cirri-ciri kepribadian dari orang yang bersangkutan. Ia
mengutip hasil penelitian Friedman dan Roseman tentang kepribadian manusia yang
mereka klasifikasikan dengan profil tipe A dan tipe B. Ciri-ciri orang
berkepribadian tipe A adalah : tidak bisa diam, berjalan cepat, makan cepat,
bicara cepat, tidak sabar, melakukan dua hal sekaligus, tidak menyukai waktu
senggang, terobsesi dengan angka-angka, mengukur kesuksesan dengan kuantitas,
agresf, kompetitif dan selalu merasa dikejar waktu. Sedangkan kepribadian tipe
B bercirikan : kurang peduli terhadap waktu, sabar, tidak suka membual, bermain
untuk kesenangan bukan kemenangan, santai, tidak dikejar waktu, bertingkah laku
tenang dan tidak pernah terburu-buru. Orang-orang bertipe A, lebih cenderung
merasakan konflik di dalam diri mereka. Kebanyakan dari mereka akan menderita
serangan jantung.
Selain itu, penyebab konflik dalam diri adalah apa
yang disebut goal conflict. Hal ini terjadi karena seseorang diperhadapkan pada
dua tujuan atau karena harus membuat keputusan untuk memilih alternative yang
terbaik.
Episode
konflik yang berlaku, adalah :
• Approach-approach Conflict, dimana seseorang
mengalami konflik karena diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama
menguntungkan atau sama-sama disukai, karena memiliki daya tarik yang sama
juga. Sebagai contoh, di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan
menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke
tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar.
• Avoidance-avoidance Conflict. Di sini, seseorang
menghadapi situasi yang mengharuskan ia terpaksa memilih di antara dua
alternatif yang sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk. Contoh
kongkrit, seumpama seseorang disuruh memilih untuk dipindahkan kerja ke daerah
lain pada lokasi yang tidak menyenangkan, atau tidak pindah ke tempat baru yang
disuruh tapi gajinya diturunkan.
• Approach-avoidance conflict. Pada kasus ini,
seseorang harus menghadapi situasi dimana waktu ia memilih, ia harus menghadapi
konsekwensi yang saling bertolak belakang. Misalnya, orang itu akan memperoleh
gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak
disukai.
Nelson dan Quick (1997 : 385), mengemukakan tiga
penyebab intrapersonal conflict.
• Inter-role Conflict, dimana seseorang mengalami
konflik yang bertalian dengan peran dalam hidupnya. Biasanya, pekerja / pegawai
mengalami konflik, yang disebut work / home conflict. Contohnya, seorang ibu yang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya, karena
harus menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit.
• Intra-role Conflict. Ini terjadi bila terdapat
konflik yang bertalian dgn peran tunggal (single role), misalnya saat seseorang
menerima perintah yang berbeda dari dua atasannya. Atasan yang satu menyatakan
harus menjaga jarak antarkaryawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara
atasan yang lain meminta agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga
ia kesulitan menjalankan perannya.
• Person-role Conflict, sebagai Konflik yang muncul
dalam melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai hidup yang dianut.
Contohnya, seseorang yang harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia
sadar bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.
2. Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya,
tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak
wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena
tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.
Interpersonal
Conflict
Konflik ini dapat terjadi karena perbedaan latar
belakang individu (perbedaan pendidikan, keahlian, keterampilan, pengalaman
kerja, dan nilai hidup), kemudian karena perbedaan latar belakang sosial
(perbedaan budaya, agama, dan sebagainya), serta perbedaan ciri-ciri pribadi
(lemah lembut, kasar, tegas, plin-plan, agresif, dan sebagainya).
Di kategori ini, di samping konflik yang bersumber
dari latar belakang dan ciri kepribadian individu, terdapat juga sumber-sumber
lain seperti kekurangan informasi (information deficiency), persaingan dalam
perebutan pengaruh, persaingan dalam memperoleh jabatan, pertentangan
kepentingan pribadi (misalnya perebutan mobil dinas), konflik antar peranan (seperti
antara manajer dan bawahan), melewati batas-batas territorial (letak barang
seperti meja yang lewat batas, atau mobil salah parker), gaya kepemimpinan
(misalnya pemimpin yang kasar yang menyakiti hati banyak orang yang
dipimpinnya.
Intergroup
Conflict
Dalam organisasi, terdapat beberapa factor yang
menyebabkan konflik. Mari membahas satu demi satu.
1. Perbedaan dalam tujuan dan prioritas. Setiap sub
unit dalam organisasi memiliki tujuan dan prioritas khusus. Misalnya, dalam
hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu
dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki
pembayaran harus tunai agar posisi kekuangan perusahaan tetap stabil.
2. Saling ketergantungan tugas (task
interdependence). Ada yang disebut ketergantungan berurutan (sequential
interdependence), dimana output dari suatu unit merupakan input dari unit lain.
Misalnya, untuk merespon suatu surat permohonan, kepala bagian masih harus
menunggu disposisi dari atasannya. Ada juga yang disebut ketergantungan timbal
balik (reciprocal interdependence), seperti hubungan antara dokter, rumah sakit
dan laboratorium.
3. Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber
daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan
sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas
computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini pun akan
mengakibatkan konflik. Kekaburan karena tidak ada guide lines dan policies yang
jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi
karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value
ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
6. Perbedaan sistim imbalan dan intensif yang
diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik (lini-staf), dimana pegawai
lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih
pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih
penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik. Kedelapan,
karena sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi
misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima
kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
Konflik
antara individu dan kelompok.
Konflik di sini biasanya dipicu oleh beberapa hal,
seperti : anggota kelompok yang tidak dapat memenuhi harapan dan standar kerja,
individu yang melanggar norma yang disepakati, serta individu yang melecehkan
atau mempermalukan kelompok.
Ray Pneuman (dalam Stevanin, 2000 : 134)
mengidentifikasi sumber-sumber konflik antara individu dan kelompok di dalam
organisasi. Menurutnya, konflik dapat berlaku jika ada perbedaan nilai dan
keyakinan dari anggota organisasi, tidak jelasnya struktur organisasi, tidak
cermatnya peran dan tanggung jawab pimpinan, berkembangnya struktur organisasi
ke arah yang lebih besar dan luas, tidak berpadunya gaya kepemimpinan yang
dipraktekkan oleh manajer dengan para karyawan, pimpinan baru yang terlalu
cepat diangkat, komunikasi yang kurang lancar, pertentangan yang tidak
terantisipasi oleh pimpinan, para karyawan yang tidak mau menunjang dan
berpartisipasi atau pimpinan baru yang masih mengikuti pola lama dari pimpinan
yang digantikannya yang tidak disukai karyawan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar