Selasa, 29 November 2011

Departementasi


Departementasi

- Departementasi fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi. Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi. Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit. Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.

Kebaikan:
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi pada organisasi.
5. Tugasnya jelas.
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak.
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas.
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan.

Kelemahan:
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
6. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas.
7. Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem.
8. Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki.

-  Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:
a. Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.

b. Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.

c. Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.

d. Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.

e. Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga
Kebaikan :
1.  Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan
 
   memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang kepala.
2.
 Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3.
 Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat.
4.
 Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
 
   lingkungan divisi yang khas
5.
 Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan perhatian
 
  dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
6.
 Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi
     lebih luas.
7.
 Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
8.
  Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.

Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya
 
 perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang diberikan.
3.
Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi
 
  biaya overhead perusahaan.
4.
 Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi.
5.
 Masalah duplikasi sumber daya dan perlatan yang tidak perlu
6.
 Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga
 
   terjadi pengulangan dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8.
 Konflik antar divisi bisa terjadi, bila terjadi problem organisasi, maka
  membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
.

- Organisasi Proyek Matriks (OPM )
Organisasi Proyek Matriks adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk sehingga pada dasarnya  menggabungkan kelebihan dari organisasi fungsional dengan organisasi proyek murni.
Kelebihan:
  • Proyek mendapat perhatian yang cukup
  • Karena organisasi matriks melekat pada unit fungsionai organisasi induk maka mudah untuk mendapatkan orang potensial yang dibutuhkan dari setiap unit fungsional
  • Tidak ada masalah yang berat berkenaan dengan nasib pekerja proyek jika proyek selesai
  • Tanggapan terhadap keinginan klien dapat dengan cepat diberikan seperti pada organisasi proyek murni.
  • Dengan manajemen matrik proyek akan mempunyai akses perwakilan dan divisi administrasi perusahaan induk, sehingga konsistensinya dengan kebijaksanaan, prosedur dan perusahaan induk bisa dijaga.
  • Bila ada proyek yang bersamaan, memungkinkan distribusi sumberdaya yang lebih seimbang untuk mencapai berbagai target proyek yang berbeda-beda
Kelemahan:
  • Terdapat kekuatan berimbang antara Manager Fungsional dan Project Manager sehingga bila terdapat keraguan siapa yg mesti terkena beban, pekerjaan proyek jadi terbengkalai
  • Perpindahan sumberdaya antar proyek bisa meningkatkan persaingan antar masing-masing Project Manager karena ingin memastikan proyeknyalah yang sukses, bukan target organisasi secara keseluruhan.
  • Manajemen matriks melanggar prinsip utama manajemen,yaitu kesatuan komando (unity of command)
Memilih Bentuk Organisasi Proyek
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih suatu bentuk organisasi proyek antara lain :
  • Frekuensi adanya proyek baru : berapa sering suatu perusahaan mendapat proyek dan sejauh mana perusahaan induk tersebut terlibat dengan aktivitas proyek.
  • Berapa lama proyek berlangsung.
  • Ukuran proyek: tingkat pemakaian tenaga kerja, modal dan sumberdaya yang dibutuhkan.
  • Kompleksitas hubungan : jumlah bidang fungsional yang terlibat dalam proyek dan bagaimana hubungan ketergantungannya.
  • Matriks dan organisasi proyek murni cocok untuk proyek berskala menengah dan besar, kompleksitas tinggi, beresiko tinggi, batasan waktu ketat.
  • Organisasi fungsional cocok untuk proyek dengan skala relatif kecil, resiko kecil, waktu fleksibel.

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar