- Definisi Komunikasi
Istilah
komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan
sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi
tersebut.
Menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman
yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang
diinginkan oleh keduanya.
Definisi
Komunikasi Menurut Para Ahli
Onong Cahyana Effendi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Harold Laswell
Komunikasi
adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada
siapa, dan apa efeknya.
Raymond Ross
Komunikasi
adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R. Miller
Komunikasi
terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar
untuk mempengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers
Komunikasi
adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak
penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Carl I. Hovland
Komunikasi
adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan
(biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang
lain.
New Comb
Komunikasi
adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari
sumber kepada penerima.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi
adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry
Komunikasi
adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk
mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Hovland, Janis dan Kelley
Komunikasi
merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka
menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
Louis Forsdale
Menurut
Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process
by which a system is established, maintained and altered by means of shared
signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana
suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal
yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
William J. Seller
William
J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan
nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi
pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
- Penginterpretasian.
- Penyandian.
- Pengiriman.
- Perjalanan.
- Penerimaan.
- Penyandian balik.
- Penginterpretasian.
Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif
komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi
tahap pertama bermula sejak motif komunikasi
muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi
ke dalam pesan
disebut interpreting.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia
ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan
abstrak menjadi konkret.
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi
dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
Penerimaan
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi
diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal
budinya berhasil menguraikannya (decoding).
Proses komunikasi dapat dilihat dari beberapa perspektif
:
- Perspektif psikologis.
- Perspektif mekanis.
Perspektif Psikologis
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil encoding
ditransmisikan kepada komunikan
sehingga terjadi komunikasi
interpersonal.
Perspektif Mekanis
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa verbal/non verbal.
Komunikasi
ini dibedakan :
- Proses komunikasi primer.
- Proses komunikasi sekunder.
- Proses komunikasi linier.
- Proses komunikasi sirkular.
Proses Komunikasi
Primer
Proses komunikasi primer adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan lambang sebagai media.
Proses Komunikasi
Sekunder
Proses Komunikasi
Linier
Proses Komunikasi
Sirkular
- Komunikasi bersifat dinamis.
- Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis.
- Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
- Pesan komunikasi tidak harus diterima.
- Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
-
Saluran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi,
gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat
didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai konteks. Konteks komunikasi yang telah
dibahas pada modul-modul sebelumnya adalah komunikasi antarpribadi
(interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok.Konteks komunikasi
selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi.
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan
pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah
instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun
bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan,
memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk
memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi,
baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat
sosial kemasyarakatan.
Pengertian komunikasi Organisasi
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya
kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu
komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin
“communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi
berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau
dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi,
gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam
berkomunikasi adalah kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap
lambang yang sama.
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication
menguraikan ada tiga model dalam komunikasi:
1. model komunikasi linier (one-way communication), dalam
model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon
yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya
bersifat monolog.
2. model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari
model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik.
Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap
partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai
komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. model komunikasi transaksional. Dalam model ini
komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara
dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah
komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi
merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu
hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari
batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
- adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan.
- adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial mau pun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi
sebagaimana yang telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang
komunikasi organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human
communication) yang terjadi dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam
definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus
pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama
lain (the flow of messages within a network of interdependent relationships).
Sebagaimana telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi
dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal.
Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat
tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human
Communication, mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus
komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut:
1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung
ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a). Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job
instruction)
b). Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas
perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c). Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku (procedures and practices)
d). Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih
baik.
2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi
ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus
komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a). Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun
tugas yang sudah dilaksanakan
b). Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c). Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d). Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri
maupun pekerjaannya.
3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini
berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang
setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a). Memperbaiki koordinasi tugas
b). Upaya pemecahan masalah
c). Saling berbagi informasi
d). Upaya pemecahan konflik
e). Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
-
Peranan Komunikasi Informal
Komunikasi informal, bagaimanapun juga, adalah juga bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud, yaitu meliputi antara lain :
1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.
2. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
3. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
Komunikasi informal, bagaimanapun juga, adalah juga bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud, yaitu meliputi antara lain :
1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.
2. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
3. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
-
Hambatan-Hambatan Terhadap Komunikasi
yang Efektif
1. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial
dan spesialisasi. Tingkat khirarkhi bila suatu organisasi tumbh, dan
strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena
pesan harus melalui tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang
lebih lama barulah pesan itu sampai. Wewenang Manajerial artinya, kekaburan
wewenang bagi setiap tingkatan pada jabatan tertentu akan membuat pesan tidak
sampai ke seluruh bagian yang ada dalam organisasi tersebut. Spesialisasi
artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah
komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan.
Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah-istilah dalam pekerjaan mereka
masing dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan
timbul salah pengertian dan sebagainya.
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi Manejer selalu menghadapi bahwa
pesan yang disampaikan akan berubah dan menyimpang dari maksud pertama. Manejer
haruslah memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti : Persepsi
selektif, status atau kedudukan komunikator (Sumber), Keadaaan membela diri,
Pendengaran lemah, dan ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Persepsi
selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang menseleksi,
mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi
seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan
seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan,
kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar
komunikasi dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif. Status Komunikator
artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan untuk menilai terutama
kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam bidang
yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa komunikator dapat
dipercayai. Keadaan membela diri. Perasaan membela diri baik pada pengirim,
maupun penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi.
Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar
mampu mengatasi hambatan ini. Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah
satu kesalahan terbesar yang terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam
menggunakan bahasa. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat
mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu
bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan
sebagainya dapat menghambat komunikasi.
Pedoman komunikasi yang baik
1. Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap
berkomunikasi
2. Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis
orang lain dalam berkomunikasi
3.
Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dari merencanakan
sampai evaluasi.
4. Perhatikan tekanan nada dan eksperesi
wajah sesuai dengan isi pesan yang disampaikan.
5. Perhatikan konsistensi dalam
berkomunikasi
6.
Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikasi.
- Peningkatan Efektivitas Komunikasi
1.
Karakteristik pengirim
Kredibiltas pengirim perlu ditingkatkan. Jika manajer ingin menyebutkan infromasi mengenai organisasi, pesan dikirim secara tertulis disertai dengan cap resmi. Untuk mempromosikan produk obat-obatan, manajer menggunakan figure dokter karena dokter mempunyai kredibilitas yang lebih baik dalam hal obat-obatan. Kadang-kadang publisitas (berita melalui Koran) digunakan untuk menonjolkan sisi baik organisasi. Publisitas dianggap lebih netral dibandingkan dengan iklan.
Pengirim harus menjaga konsistensi antara gerakan tubuh dengan kata yang ia ucapkan, agar penerima dapat menangkap pesan yang sebenarnya. Apabila ingin mempengeringatkan bawahan, manajer dapat menggunakan mimic muka yang serius, apabila manajer menggunakan senyuman, bawahan akan menganggapnya bercanda. Kadang-kadang pengirim enggan berkomunikasi karena beberapa hal. Manajer enggan menyampaikan pemotongan anggaran karena pemotongan anggaran bukan merupakan berita baik. Bawahan enggan memberikan saran kepada manajer karena khawatir dianggap tidak loyal. Hambatan semacam itu perlu dihilangkan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
Kredibiltas pengirim perlu ditingkatkan. Jika manajer ingin menyebutkan infromasi mengenai organisasi, pesan dikirim secara tertulis disertai dengan cap resmi. Untuk mempromosikan produk obat-obatan, manajer menggunakan figure dokter karena dokter mempunyai kredibilitas yang lebih baik dalam hal obat-obatan. Kadang-kadang publisitas (berita melalui Koran) digunakan untuk menonjolkan sisi baik organisasi. Publisitas dianggap lebih netral dibandingkan dengan iklan.
Pengirim harus menjaga konsistensi antara gerakan tubuh dengan kata yang ia ucapkan, agar penerima dapat menangkap pesan yang sebenarnya. Apabila ingin mempengeringatkan bawahan, manajer dapat menggunakan mimic muka yang serius, apabila manajer menggunakan senyuman, bawahan akan menganggapnya bercanda. Kadang-kadang pengirim enggan berkomunikasi karena beberapa hal. Manajer enggan menyampaikan pemotongan anggaran karena pemotongan anggaran bukan merupakan berita baik. Bawahan enggan memberikan saran kepada manajer karena khawatir dianggap tidak loyal. Hambatan semacam itu perlu dihilangkan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
2. Karakteristik Penerima
Sebagai penerima mempunyai kebiasaan buruk dalam hal mendengarkan orang lain. Mereka tidak mau mendengarkan dengan serius, atau mendengarkan sambil mengerjakan pekerjaan lain, atau sambil membaca. Karena itu mereka tidak dapat menangkap hal penting dalam proses komunikasi. Beberapa perusahaan besar memberikan pelatihan dalam mendengarkan orang lain ke manajer-manajer mereka. Ruangan diskusi atau rapat ditempeli dengan poster yang berisi “Hargailah pendapat orang lain, lihat isi pembicaraan, bukan orangnya. Perdebatan jangan menyerang pribadi lawan anda” dengan semboyan semacam itu diharapkan peserta rapat akan mendengarkan orang lain lebih baik.
Persepsi atau prekonsepsi penerima juga dapat mengacaukan proses komunikasi, untuk itu harus berusaha seobyektif mungkin dalam menangkap pesan yang sampai kepadanya.
Sebagai penerima mempunyai kebiasaan buruk dalam hal mendengarkan orang lain. Mereka tidak mau mendengarkan dengan serius, atau mendengarkan sambil mengerjakan pekerjaan lain, atau sambil membaca. Karena itu mereka tidak dapat menangkap hal penting dalam proses komunikasi. Beberapa perusahaan besar memberikan pelatihan dalam mendengarkan orang lain ke manajer-manajer mereka. Ruangan diskusi atau rapat ditempeli dengan poster yang berisi “Hargailah pendapat orang lain, lihat isi pembicaraan, bukan orangnya. Perdebatan jangan menyerang pribadi lawan anda” dengan semboyan semacam itu diharapkan peserta rapat akan mendengarkan orang lain lebih baik.
Persepsi atau prekonsepsi penerima juga dapat mengacaukan proses komunikasi, untuk itu harus berusaha seobyektif mungkin dalam menangkap pesan yang sampai kepadanya.
3.
Hubungan antara pengirim dan penerima
Perbedaan bahasa atau istilah yang digunakan dalam komunikasi perlu dihilangkan atau dikurangi. Kata-kata yang terlalu teknis perlu diterjemahkan ke dalam kata yang lebih popular. Pengirim dapat meminta umpan balik yang cepat untuk memastikan apakah ada pertanyaan atau suatu hal yang kurang jelas. Cara lain adalah dengan mengulangi pesan yang disampaikan dengan kalimat yang berbeda (tetapi isi sama). Dengan cara itu, penerima dapat memperoleh kesempatan untuk memastikan arti dari pesan yang ia terima. Penerima didorong untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang kurang jelas. Tindak lanjut (follow up) dapat dilakukan oleh pengirim untuk memastikan apakan informasi atau pesan sudah diterima.
Perbedaan status atau kekuasaan seringkali mengganggu komunikasi yang efektif. Untuk itu manajer perlu “merendah” apabila ia berbicara dengan bawahan. Untuk menghilangkan perbedaan persepsi, pengirim sedapat mungkin mengenali latar belakang penerima. Pengirim dapat bertindak empati, yaitu mencoba melihat suatu masalah berdasarkan pandangan penerima. Sebagai contoh, dalam mengkomunikasikan pemberhentian kerja, manajer dapat mengumpamakan apabila ia menjadi manajer yang terkena pemberhentian kerja.
Perbedaan bahasa atau istilah yang digunakan dalam komunikasi perlu dihilangkan atau dikurangi. Kata-kata yang terlalu teknis perlu diterjemahkan ke dalam kata yang lebih popular. Pengirim dapat meminta umpan balik yang cepat untuk memastikan apakah ada pertanyaan atau suatu hal yang kurang jelas. Cara lain adalah dengan mengulangi pesan yang disampaikan dengan kalimat yang berbeda (tetapi isi sama). Dengan cara itu, penerima dapat memperoleh kesempatan untuk memastikan arti dari pesan yang ia terima. Penerima didorong untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang kurang jelas. Tindak lanjut (follow up) dapat dilakukan oleh pengirim untuk memastikan apakan informasi atau pesan sudah diterima.
Perbedaan status atau kekuasaan seringkali mengganggu komunikasi yang efektif. Untuk itu manajer perlu “merendah” apabila ia berbicara dengan bawahan. Untuk menghilangkan perbedaan persepsi, pengirim sedapat mungkin mengenali latar belakang penerima. Pengirim dapat bertindak empati, yaitu mencoba melihat suatu masalah berdasarkan pandangan penerima. Sebagai contoh, dalam mengkomunikasikan pemberhentian kerja, manajer dapat mengumpamakan apabila ia menjadi manajer yang terkena pemberhentian kerja.
4.
Faktor Lingkungan
Gangguan langsung dihilangkan apabila memungkinkan. Apabila suara mesin menggangu komunikasi antara manajer dengan karyawan, komunikasi dilakukan di ruangan yang sepi. Apabila tidak memungkinkan, manajer harus memperjelas pesan atau memperkeras suaranya . informasi yang berlebihan juga mengganggu efektivitas komunikasi.
Gangguan langsung dihilangkan apabila memungkinkan. Apabila suara mesin menggangu komunikasi antara manajer dengan karyawan, komunikasi dilakukan di ruangan yang sepi. Apabila tidak memungkinkan, manajer harus memperjelas pesan atau memperkeras suaranya . informasi yang berlebihan juga mengganggu efektivitas komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar